Senin, 26 November 2012

Pengaruh Situasi Konsumen


Situasi dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk atau barang. Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan pernah dilakukan oleh siapa saja terutama pada waktu berbelanja di toko-toko pengecer. Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer, supermarket, mall dan lain-lain bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada konsumen. Sengitnya tingkat persaingan di antara supermarket, toko, pengecer, mall dan lain-lain menuntut setiap penjual berusaha menawarkan berbagai rangsangan yang mampu menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Untuk itu situasi pembelian terutama lingkungan fisik seperti warna, suara, cahaya, cuaca, dan pengaturan ruang dari orang perlu diperhatikan penjual, karena adanya lingkungan fisik yang menarik diharapkan mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Begitu pula dengan ketersediaan waktu yang dimiliki konsumen, karena konsumen yang mempunyai waktu terbatas akan terbatas pula mencari dan mengolah informasi yang ada dalam toko sehingga konsumen hanya melakukan pembelian yang direncanakan saja, sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya (keterlibatan) pada produk yang akan dibeli.

FAKTOR – FAKTOR SITUASI KONSUMEN
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
a.   Melibatkan waktu dan tempat di dalam aktivitas konsumen
b.   Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian
c.   Situasi konsumen relative merupakan jangka pendek, tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.
Tahap-tahap proses pembelian
1.      Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan eksternal ataupun internal.
2.      Pencarian Informasi
Proses mencari informasi secara aktif dimana konsumen mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan mencari-cari untuk mengetahui tentang suatu barang dan jasa. Secara umum, konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi.
3.      Evaluasi Alternatif
Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang rasional.
4.      Keputusan Pembelian
Faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembalian adalah sikap orang lain (sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang), tujuan pembelian, persepsi seseorang terhadap barang dan jasa, dan faktor sosial serta budaya.
5.      Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen marasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Namun, apabila konsumen tidak puas maka ia akan mengurangi ketidakcocokkannya dengan meninggalkan atau mengembalikanproduk tersebut atau mereka mungkin akan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut menjadi bernilai tinggi.

Sumber:
http://juniorsuryadilaga.wordpress.com/2012/11/11/pengaruh-situasi-perilaku-konsumen/



Jumat, 02 November 2012

KRITERIA EVALUASI


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative – alternative pilihan , Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk , misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria , keselamatan , kenyamanan , harga , merek , negara asal ( country of origin ) dan juga spek hedonik seperti gengsi , kebahagian , kesenangan dan sebagainya .

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :

1.Harga
Harga menentukan pemilihan alternative.Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas . Olehg karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian . nampaknya merek merupakan
Pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi sangat baik dapat mengurangi resika kesalahan dalam pembelian.

3.Negara Asal
Negara asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk.Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari jepang . Sementara untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan swiss merupakan produk yang handal tak teragukan .

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok )
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda . Pada suatu produk mungkin seorang  konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting , tetapi tidak untuk produk yang lain . Atribut yang mencolok ( salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi di sebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah

Jumat, 12 Oktober 2012

KRITERIA EVALUASI


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative – alternative pilihan , Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk , misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria , keselamatan , kenyamanan , harga , merek , negara asal ( country of origin ) dan juga spek hedonik seperti gengsi , kebahagian , kesenangan dan sebagainya .

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :

1.Harga
Harga menentukan pemilihan alternative.Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas . Olehg karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian . nampaknya merek merupakan
Pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi sangat baik dapat mengurangi resika kesalahan dalam pembelian.

3.Negara Asal
Negara asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk.Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari jepang . Sementara untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan swiss merupakan produk yang handal tak teragukan .

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok )
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda . Pada suatu produk mungkin seorang  konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting , tetapi tidak untuk produk yang lain . Atribut yang mencolok ( salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi di sebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah

KRITERIA EVALUASI


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative – alternative pilihan , Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk , misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria , keselamatan , kenyamanan , harga , merek , negara asal ( country of origin ) dan juga spek hedonik seperti gengsi , kebahagian , kesenangan dan sebagainya .

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :

1.Harga
Harga menentukan pemilihan alternative.Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas . Olehg karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian . nampaknya merek merupakan
Pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi sangat baik dapat mengurangi resika kesalahan dalam pembelian.

3.Negara Asal
Negara asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk.Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari jepang . Sementara untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan swiss merupakan produk yang handal tak teragukan .

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok )
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda . Pada suatu produk mungkin seorang  konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting , tetapi tidak untuk produk yang lain . Atribut yang mencolok ( salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi di sebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah

KRITERIA EVALUASI


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal
(country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah

KRITERIA EVALUASI


Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal
(country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah

Jumat, 05 Oktober 2012

Bahasa Inggris di Negara Indonesia


Katanya tinggal di Indonesia tapi kok belajar nya pake bahasa inggris ?
sempat berfikir bahwa bisa bahasa inggris itu keren , terus sempet juga berfikir kenapa kampus gue gak pake modul bahasa inggris kaya kampus-kampus lain ? Bahasa inggris kan udah jadi bahasa internasional pula ?
Berfikir kaya gitu ternyata salah setelah gue denger penjelasan tentang bahasa Indonesia dari dosen gue yang satu ini .
Beliau bilang kenapa harus menggunakan bahasa inggris di negara kita sendiri ? Beliau juga bilang kita harus nya bangga karena punya bahasa nasional sendiri alias gak minjem bahasa negara lain hhhhehe .
Dengan kata lain kampus gue keren juga masih mau melestarikan bahasa Indonesia di tengah-tengah kampus yang menonjolkan mutu bahasa inggris nya sebagai pedoman sehari-hari dalam belajar .
Intinya gue nulis ini bukan buat bilang belajar bahasa inggris gak boleh looooh yaa
Maksut nya Cuma gue mau bilang kalo sebagai mahasiswa tingkat tiga gw baru kebuka matanya setelah ketemu dosen gw ini . Lebih cintai bahasa sendiri dari pada bahasa bangsa lain hehheeh.

Minggu, 10 Juni 2012

POLITIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Politik merupakan salah satu topik pembahasan yang tidak pernah selesai di Indonesia . Seseuatu yang di anggap hal yang tabu atau mungkin hal yang lumrah di kalangan masyarakat kita ini identik dengan asumsi bahwa politik adalah anggota dewan , politik adalah orang – orang di gedung MPR DPR . Keterkaitan nama politik dengan kepemerintahan Indonesia memang  berasalan seperti apa yang akan saya bahas lebih lengkap pada bab selanjutnya .

1.2 TUJUAN
Adapun isi dan tujian dari tuga ssoftskill ini adalah untuk lebih mengembangkan suatu objek tujuan menjadi lebih luas dan agar pembaca dapat lebih memahami secara lebih luas pendapat seseorang tentang sebuah pokok bahasan.

BAB II
ISI
Menurut sumber yang saya dapat Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
*       politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
*       politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
*       politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
*       politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Politik adalah nama yang tidak dapat di pisahkan dari dunia pemerintahan semua negara baik dengan kekurangan maupun kelebihan dari sebab akibat politik tersebut .

3.2
SARAN
Mempekenalkan politik secara umum merupakan salah satu cara agar masyrakat tidak mendapat pembodohan pemerintah karena kurang nya pengetahuan terhadap arti kata politik membuat adanya kebodohan politik yang jelas dikalangan masyarakat .

Kamis, 19 April 2012

budaya sebagai warisan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Adat istiadat maupun warisan budaya di Indonesia sangat lah banyak dapat di lihat dari berbagai aspek yang ada dan berbagai macam suku yang ada di Indonesia . Bnayak nya suku dan adat istiadat di Indonesia pada era sekarang sudah mulai berkurang karena masuk nya budaya asing di kalangan masyarakat . contohnya saat mengadakan pernikahan sudah jarang maasyarakat yang memakai adat istiadat di daerah mereka bahkan cenderengun memakai tradisi internasioanal .
1.2 TUJUAN
Adapun isi dari tulisan yang menjadi tugas softskill ini adalah agar para pembaca dapat lebih memehami dan mengerti penting nya warisan budaya.  Dengan memahami dan membaca makalah ini di harapkan para pembaca dapat membantu melestarikan budaya Indonesia.
BAB II
ISI
Sesuai dengan apa yang sudah saya bahas pada bab latar belakang . Pada bab ini saya akan mengangkat atau membahas lebih detail tentang adat istiadat atau warisan budaya masyarakat betawi . Warisan budaya betawi adalah salah satu adat yang saat ini masih kental di kalangan masyarakat ibu kota walau pun perlahan mulai hilang oleh budaya asing . Dikalangan masyarakat betawi saat kental terasa adat nya adalah saat ada yang mengadakan pernikahan .  Misal kan ada satu keluarga yang mengadakan pernikan dengan adat betawi salah satu hal yang wajib di bawa saat lamaran adalah roti buaya . roti tanpa rasa berbentuk buaya adalah cirri khas dari pernikahan adat betawi . Sampai saat ini pun penjual roti buaya masih banyak di temui dengan berbagai keunikan nya karena sudah banyak di modifikasi , Pihak pe=ria wajib membwa roti buaya , dodol , dan berbagai makanan khas betawi lainnya . Saat acara pernikahan berlangsung pun kemeriahan sangat twrasa dari keras nya suara petasan yang di pasang untuk menyambut mempelai pria . Masing – masing keluarga sudah mempersiapkan 2 orang penjaga yang biasanya akan adu pencak silat dan adu pantun sebagai bagian dari adat saat sang pria ingin memasuki rumah mempelai wanita . Penajaga dari pihak pria di wajibkan menang bila sang pria ingin menemui mempelai wanita nya . Tapi biasanya pernikahan adat betawi lebih di dominasi keluarga dekat karena biasanya dalam 1 kampung mempunyai ikatan keluarga.  Walaupun sudah banyak pernikahan bertema internasional tetapi masih ada sebagaian masyarakat yang memegang teguh budaya daerah mereka dan memang seharus nya kita pun wajib melestarikan budaya daerah kita .

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melestarikan dan menjaaga budaya daerah masing – masing adalah kewajiban kita sebagai masyarakat . Bukan tidak boleh mengikuti budaya asing tapi sebaiknya ambil saja segi positif dari negara asing dan tetap pertahan kan budaya negara maupun  daerah kita .
3.2  Saran
Lestarikan lah warisan dari leluhur kita , jaga apa yang telah mereka berikan dan pertahankan apa yang meraka buat . Karena dari meraka lah kita ada sampai sekarang .

Tugas rangkuman teori kepemimpinan

A.MODEL KONTIJENSI KEPEMIMPINAN
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.
Model Contingency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967) . Menurut model ini, maka the performance of the group is contingen upon both the motivasional system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation, the situational favorableness (Fiedler, 1974:73).
Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.
Untuk menilai sistem motivasi dari pemimpin, pemimpin harus mengisi suatu skala sikap dalam bentuk skala semantic differential, suatu skala yang terdiri dari 16 butir skala bipolar. Skor yang diperoleh menggambarkan jarak psikologis yang dirasakan oleh peminpin antara dia sendiri dengan “rekan kerja yang paling tidak disenangi” (Least Prefered Coworker = LPC). Skor LPC yang tinggi menunjukkan bahwa pemimpin melihat rekan kerja yang paling tidak disenangi dalam suasana menyenangkan. Dikatakan bahwa pemimpin dengan skor LPC yang tinggi ini berorientasi ke hubungan (relationship oriented). Sebaliknya skor LPC yang rendah menunjukkan derajat kesiapan pemimpin untuk menolak mereka yang dianggap tidak dapat bekerja sama. Pemimpin demikian, lebih berorientasi ke terlaksananya tugas (task oriented). Fiedler menyimpulkan bahwa:
1. Pemimpin dengan skor LPC rendah (pemimpin yang berorientasi ke tugas) cenderung untuk berhasil paling baik dalam situasi kelompok baik yang menguntungkan, maupun yang sangat tidak menguntungkan pemimpin.
2. Pemimpin dengan skor LPC tinggi ( pemimpin yang berorientasi ke hubungan) cenderung untuk berhasil dengan baik dalam situasi kelompok yang sederajat dengan keuntungannya.
Sebagai landasan studinya, Fiedler menemukan 3 (tiga) dimensi kritis daripada situasi / lingkungan yang mempengaruhi gaya Pemimpin yang sangat efektif, yaitu:

a. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan (Position power)
Kekuasaan atas dasar kedudukan / jabatan ini berbeda dengan sumber kekuasaan yang berasal dari tipe kepemimpinan yang kharismatis, atau keahlian (expertise power). Berdasarkan atas kekuasaan ini seorang pemimpin mempunyai anggota-anggota kelompoknya yang dapat diperintah / dipimpin, karena ia bertindak sebagai seorang Manager, di mana kekuasaan ini diperoleh berdasarkan atas kewenangan organisasi (organizational authority).

b. Struktur tugas (task structure)
Pada dimensi ini Fiedler berpendapat bahwa selama tugas-tugas dapat diperinci secara jelas dan orang-orang diberikan tanggung jawab terhadapnya, akan berlainan dengan situasi di mana tugas-tugas itu tidak tersusun (unstructure) dan tidak jelas. Apabila tugas-tugas tersebut telah jelas, mutu daripada penyelenggaraan kerja akan lebih mudah dikendalikan dan anggota-anggota kelompok dapat lebih jelas pertanggungjawabannya dalam pelaksanaan kerja, daripada apabila tugas-tugas itu tidak jelas atau kabur.

c. Hubungan antara Pemimpin dan anggotanya (Leader-member relations)
Dalam dimensi ini Fiedler menganggap sangat penting dari sudut pandangan seorang pemimpin. Kekuasaan atas dasar kedudukan / jabatan dan struktur tugas dapat dikendalikan secara lebih luas dalam suatu badan usaha / organisasi selama anggota kelompok suka melakukan dan penuh kepercayaan terhadap kepimpinannya (hubungan yang baik antara pemimpin-anggota).

Berdasarkan ketiga variabel ini Fiedler menyusun delapan macam situasi kelompok yang berbeda derajat keuntungannya bagi pemimpin. Situasi dengan dengan derajat keuntungan yang tinggi misalnya adalah situasi dimana hubungan pemimpin-anggota baik, struktur tugas tinggi, dan kekuasaan kedudukan besar. Situasi yang paling tidak menguntungkan adalah situasi dimana hubungan pemimpin-anggota tidak baik, struktur tugas rendah dan kekuasaan kedudukan sedikit.


B. Kepemimpinan Vroom – Yetton

Victor Vroom (1964) yang terkenal dengan teori model Vroom menguraikan tentang faktor kinerja dapat dilihat dari 3 (tiga) teori sebagai berikut yang terdiri dari :
1. Teori ekspektansi.
Menurut teori ekpektansi yang bisa mendorong kinerja seseorang yaitu : “Ekspektansi seseorang mewakili keyakinan seorang individu bahwa tingkat upaya tertentu akan diikuti oleh suatu tingkat kinerja tertentu”. Sehubungan dengan tingkat ekspektansi seseorang Craig C. Pinder (1948) dalam bukunya “Work Motivation” berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ekspektansi seseorang yaitu :
a. Harga diri
b. Keberhasilan waktu melaksanakan tugas
c. Bantuan yang dicapai dari seorang supervisor dan pihak bawahan.
d. Informasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas
e. Bahan-bahan baik dan peralatan baik untuk bekerja.

2. Teori Instrumentalis.
Menurut teori instrumentalis yaitu keyakinan seseorang bahwa hasil tertentu tergantung pada pelaksanaan sebuah tingkat kinerja khusus. Kinerja bersifat instrumental apabila ia meyebabkan timbulnya sesuatu yang lain.

3. Teori valensi.
Teori valensi mengandung arti bahwa nilai positif dan negatif yang diberikan orang kepada hasil-hasil. Ketiga teori tersebut bisa dilihat dari aspek manajerial dan individual.

PUBLIC RELATION
PR adalah yang benar-benar bagian integral dari bisnis apapun resep untuk sukses, dalam kenyataannya, telah dipikirkan dengan baik dan benar disahkan rencana PR bisa menjadi bagian terpenting dari pemasaran perusahaan – dan selain dari produk yang bagus dan kerja keras karyawan, bagian terpenting dalam menjalankan bisnis. PR akan menentukan dengan tepat bagaimana perusahaan Anda dilihat atau dirasakan di mata publik. Saat ini dan pelanggan potensial seperti harus dipastikan bahwa mereka, atau akan menggurui perusahaan yang peduli. Sebuah departemen PR dapat mengatur rencana serangan agar konsumen tahu bahwa perusahaan Anda peduli tentang orang-orang dan lingkungan, dan tentang lainnya berkembang isu-isu sosial. Departemen PR yang baik juga akan membuat masyarakat menyadari bahwa perusahaan Anda memiliki produk baru di cakrawala dan mengapa mereka harus menjadi yang pertama dalam antrean untuk membelinya, atau bahwa perusahaan Anda adalah percabangan keluar untuk menawarkan layanan baru dan bagaimana yang akan membuat Anda lebih kuat dan lebih mampu menangani kebutuhan mereka sebagai konsumen.

Namun aspek besar lainnya dan peran penting dari departemen PR kerusakan kontrol. Jika sesuatu, ada yang tidak beres dan publik dibuat sadar bahwa masalah timbul dari salah satu karyawan perusahaan Anda karena tindakan atau kebijakan tertentu – departemen PR yang baik akan menjadi yang pertama di tempat kejadian untuk memperbaikinya. Menulis rilis untuk permintaan maaf atau koreksi kesalahan, bersama dengan rilis yang menyatakan fakta bahwa karyawan baru dan prosedur yang diterapkan untuk mencegah masalah di masa depan seringkali dapat menyimpan reputasi perusahaan di mata publik.
Kinerja PR itu sendiri dapat di katakan sesuai dengan teori Vroom dan Yetton, di mana menurut teori ini, gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh corak persoalan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus diambil.
Victor H. Vroom.Philip H.Yetton, & Arthur G.jago (1988),menjelaskan tentang model kepemimpinan yang berupaya untuk menggambarkan seberapa banyak partisipasi bawahan yang seharusnya diikuti dalam pengambilan keputusan.
Dalam model Vroom-Yetton-Jago,pemimpin mengakses atribut masalah penting dan kemudian mengadopsi satu dari lima tingkat dasar partisipasi.Lima gaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin membuet keputusan sendiri.
2. Pemimpin menanyakan informasi kepada bawahan ,namun membuat keputusan sendiri
3. Pemimpin berbagi situasi dengan bawahan secara individu dan meminta informasi serta evaluasi.Bawahan tidak bertemu dalam suatu kelompok,dan pimpinan sendiri yang membuat keputusan.
4. Pimpinan dan bawahan bertemu dalam satu kelompok untuk membicarakan situasi tersebut,namun pemimpin yang membuat keputusan.
5. Pimpinan dan bawahan bertemu dalam satu kelompok untuk membicarakan situasi tersebut dan kelompok yang membuat keputasan.

Gaya Kepemimpinan
Berikut ini beberapa referensi gaya kepemimpinan yang diambil dari berbagai sumber.
• § Gaya Otokrasi/otoriter
• § Gaya demokrasi/partisipasi
• § Gaya yang berorientasi pada pekerja dan gaya yang mengutamakan jumlah produksi
• § Gaya suportif (gaya yang mendukung anak buah)

Biasanya gaya suportif akan berperilaku sebagai berikut:
1.menyampaikan pujian jika anak buah melakukan pekerjaan dengan baik.
2.tidak menuntut lebih dari kemampuan
3.ramah dan mudah didekati
4.mau melakukan perubahan
5.memperlakukan anak buah sebagai teman sejawat

Seorang pemimpin dikatakan efektif atau berhasil menjalankan tugas kepemimpinan jika dapat:
1.membuat keputusan yang dapat dijalankan dengan baik
2.memotivasi karyawan untuk bekaerja sama dengannya
3.mengendalikan situasi
4.memikul tanggung jawab
bersikap adil terhadap semua karyawan
C.MODEL PATH GOAL
Salah satu pendekatan yang paling diyakini adalah teori path-goal, teori path-goal adalah suatu model kontijensi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi. Dasar teori ini merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path-goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins, 2002). Menurut teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau masa mendatang. Perilaku pemimpin akan memberikan motivasi sepanjang (1) membuat bawahan merasa butuh kepuasan dalam pencapaian kinerja yang efektif, dan (2) menyediakan ajaran, arahan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan dalam kinerja efektif (Robins, 2002). Untuk pengujian pernyataan ini, Robert House mengenali empat perilaku pemimpin. Pemimpin yang berkarakter directive-leader, supportive leader, participative leader dan achievement-oriented leader. Berlawanan dengan pandangan Fiedler tentang perilaku pemimpin, House berasumsi bahwa pemimpin itu bersifat fleksibel. Teori path-goal mengimplikasikan bahwa pemimpin yang sama mampu menjalankan beberapa atau keseluruhan perilaku yang bergantung pada situasi (Robins, 2002). Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai path-goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk menggapai tujuan. Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori Pengharapan (Expectancy Theory) menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh hubungan antara usaha dan prestasi (path-goal) dengan valensi dari hasil (goal attractiveness). Individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika melihat adanya hubungan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil yang mereka capai dengan nilai tinggi. Model path-goal juga mengatakan bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikuti cara untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi.
SUMBER :


Selasa, 10 April 2012

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan :

1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).

6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

Teori – teori kepemimpinan
1. Teori kepemimpinan sifat
Teori kepemimpinan sifat ( trait teory ) analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri . Teori sifat berkembang pertama kali di yunani kuno dari romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukan di ciptakan yang kemudian teri ini dikenal dengan ” the greatma theory”
2.Teori kepemimpinan teori dan perilaku
Berdasarkan penelitian , perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan ke arah dua hal yaitu :
-          Pertama yang di sebut konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan . contoh  gejala yang ada dalam hal ini seperti membela bawahan , memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultais kepada bawahan .
-          Kedua disebut inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada  bawahan . Contoh yang dapat di lihat : bawahan mendapat instruksi pelaksanaan tugas , kapan , bagaimana , pekerjaan di lakukan dan hasil apa yang di capai.
Jadi berdasarkan teori ini pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatianyang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
3.Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962 , teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemenyang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya . Sistem ini di sebut sistem organik ( sebagai lawan sistem mekanistik ) pada sistem ini mempunyai beberapa  ciri ;
-          Substansi adalah manusia bukan tugas
-          Kurang menekankan hirarki
-          Struktur saling berhubungan , fleksibel , dalam bentuk kelompok
-          Kebersamaan dalam nilai , kepercayaan dan norma
-          Pengendalian diri sendiri penyesuaian bersama


Sumber :

Minggu, 01 April 2012

DEMOKRASI

BAB I

PENDAHULUAN
Demokrasi kata-kata yang sangat sering keluar dari mulut masyarakat Indonesia . Kata yang sangat sering terdengar dari mulut masyarakat saat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan politik negara ini . Bebas mengapresiasikan keinginan , mengeluarkan pendapat , ikut serta dalam hal yang berhubungan dengan negara ini adalah pengertian umum dari kata demokrasi. Contoh kan saja saat ada demo di negara kita pasti mereka berkata Indonesia adalah negara “DEMOKRASI”. Tetapi sebenarnya perilaku dengan tameng demokrasi juga mempunya aturan nya sendiri agar apa yang mereka sebut demokrasi tidak menyimpang dari aturan – aturan yang ada di negara ini . Tapi kita juga bisa melihat bukti nyata bahwa Indonesia adalah negara demokrasi saat pemilihan presiden dan calon presiden pada saat pemilu . Kebebsan berpoloitik juga dapat kita lihat saat begitu banyak nya partai terbentuk untuk mengikutin pemilihan presiden . Itu adalah beberapa bukti nyata yang dapat kita lihat bahwa Indonesia adalah negara maju .


1.2 TUJUAN
Adapun isi dari tulisan yang menjadi tugas softskill ini adalah agar para pembaca dapat lebih memehami dan mengerti demokrasi tidak hanya secara umum tetapi lebih mendalam .  Dengan memahami dan membaca makalah ini di harapkan para pembaca dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam hidup bersosialisasi bahkan menjadi individu yang dapat mengembangkan bangsa ini . sebelum dan sesudah saya ucapkan banyak terimakasih.







BAB II
ISI
Berkaitan dengan apa yang sudah saya tulis pada bab lata belakang dibagian ini saya akan menjelaskan lebih rinci tentang demokrasi . Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa yunani yakni “demos” yang artinya rakyat dan “kratos/kratein” yang artinya kekuasaan atau berkuasa .
Demokrasi adalah suatu pemikiran manusia yang mempunyai kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat. Negara Indonesia menjunjukan sebuah negara yang sukses menjadi negara demokrasi , sebagai bukti nyata dalam pemilihan  langsung presiden dan wakil presiden. Selain itu membas menyelenggarakan kebebasan pers . Semua warga bebas berbicara , mengeluarkan pendapat , mengkritik bahkan mengawasi jalan nya pemerintahan negara kita . Demokrasi memberikan untuk mengeluarkan pendapat   bahakn untuk memilih salah satu keyakina pun di bebaskan .
Menurut KBBI pengertian demokrasi adalah benuk atau sistem yang segenap rakyat turut juga memerintah dengan perantara wakilnya . Makna lain adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan kesamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Indonesia .
Menurut Melvin I.urofsky(seorang professor sejarah dan kebijakan public pada Virginia commonwealty university) demokrasi adalah sesuatu yang berat , bahkan mungkin bentuk pemerintahan yang sangat rumit dan sulit . Banyak ketegangan dan pertentangan dan mensyaratkan para penyelenggara agar berhasil .Demokrasi tidak dirancang secara efisiensi tetapi  demi pertanggung jawaban . Sebuah pemerintahan demokratis mungkin gidak dapat bertindak secepat pemerintahan dictator tetapi seklai mengambil tindakan dapat di pastikan adanya dukungan public atas keputusan tersebut .
Pemikir-pemikir yang mendukung berkembangnya demokrasi antara lain:
John Locke dari Inggris (1632-1704) dan Mostesquieu dari Perancis (1689-1755).

Menurut Locke hak-hak politik mencakup atas hidup, hak atas kebebasan dan hak untuk mempunyai milik (life, liberty and property).

Montesquieu, menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan Trias Politica.

Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan, bukan pembagian kekuasaan. Ketiganya terpisah agar tidak ada penyalahgunaan wewenang. Dalam perkembangannya konsep pemisahan kekuasaan sulit dilaksanakan, maka diusulkan perlu meyakini adanya keterkaitan antara tiga lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Pengaruh paham demokrasi terhadap kehidupan masyarakat cukup besar, contohnya:
·         perubahan sistem pemerintahan di Perancis melalui revolusi.
·         revolusi kemerdekaan Amerika Serikat (membebaskan diri dari dominasi Inggris).
Saat ini demokrasi telah digunakan sebagai dasar dalam sistem pemerintahan di berbagai negara, termasuk dengan Indonesia. Di Indonesia istilah demokrasi ada kalanya digandengkan dengan kata Liberal, Terpimpin dan Pancasila.



BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Belajar mengenai demokrasi sangat penting karena negara kita adalah negara demokrasi sehingga kita dapat memahami lebih dalam mengenai keyakinan yang di anut negara kita sendiri dan kitajuga harus tau bagaimana bersikap dan berperilau sebagai warga negara yang negara nya sanagt berdemokrasi .


3.2 SARAN

Perdalam lah pengetahuan tentang negara kita sendiri agar kita tau harus bagaimana dalam menuntuk hak dan melaksanakan kewajiban kita . Jangan hanya berbicara demokrasi tanpa tau apa itu demokrasi .


DAFTAR PUSTAKA :