Yaak , cerita ini di tulis sebenernya berdasarkan permintaan dosen softskill gue hhe . Gue bukan tipe orang yang bisa menuangkan sebuah cerita dalam bentuk tulisan , tapi berhubung ini tugas oke gue bakal coba ceritain pengalaman menarik yang gue dapetin pas pergi wisata . Sesuai dengan apa yang di tugasin tugas bu dosen , cerita menarik saat wisata atau liburan dan emang kebetulan gak lama dari tugas ini di suruh ada tanggal merah ( lupa tanggalnya) gue ngajak ortu gue liburan . Awalnya binggung gak tau mau kemana , soalnya bokap seorang wirausaha yang emang banget ngajak jalan karena kesibukannya dan tanggal merah pasti bakalan macet banget , akhirnya kita mutusin buat pergi ke SKI yaitu gudang + tempat pembuatan tas di bogor . Gue pergi bareng mami papi , om dan tante gue + 2 anaknya yang masih kecil , karena ngajak anak kecil kasian banget kan kalo cuma nemenin yang gede belanja tas doang heheh . dari situ akhirnya kita mutusin buat ke cibodas , sebelumnya keluarga belum pernah ada yang kesana makanya kita pengen tau kaya apa sih cibodas . Karena jalan agak macet 2 jam kemudian lah gue baru sampe sana , dan tempat itu rame banget dan gak jelas sebenarnya apaan yang bikin tuh tempat rame soalnya sejauh gue liat cuma taman taman yang di pake buat duduk + makan sama beberapa keluarga . Dan karena gak tau di sana emang di harusin duduk di atas tiker di taman nyari lah kan gue penjual tiker buat di beli atau di sewain . Setelah dapet gue duduk sambil ngeliatin sepupu gue maini bola , dan di situ juga gue ngerti , ternyata bukan sejauh apa atau sebagus apa tempat yang lo datengin tapi gimana cara kita nikmatin semua itu , so santai-santai kaya yang gue lakuin ternyata enak loh , jadi lebih punya quality time sama keluarga yang kalo udh masuk rutinitas sehari hari bakal sibuk dengan kegiatan nya masing-masing . Dan liburan itu gak harus mahaal , gue sekarang setuju sama tuh kata kata hehehe .
Nah foto ini sebagai salah satu permintaan bu debita sebagai dosen softskill gue hehhehe , tugas saya selesai ya bu hehehe :p
Senin, 11 November 2013
Selasa, 05 November 2013
perilaku konsumen (6-9)
BAB 6
1. KOMPONEN
SIKAP
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu,
a. Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
2.
SIFAT-SIFAT SIKAP
- Consumer
Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya. - Consumer
Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen. - Consumer
Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
3.
PENGGUNAAN MULTI ATRIBUT, ATTIDUDE MODEL UNTUK MEMAHAMI SIKAP KONSUMEN
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki
atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor
kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek,
atributnya, manfaatnya. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan
suatu produk dan atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut tersebut.
- 1.Sikap
positif, negatif, netral.
2.Keyakinan sikap.
3.Sikap memiliki objek.
4.Konsistensi sikap.
5.Resistensi sikap.Berikut penggunaan multi atribut attidude ada tiga yaitu :
1.Theattribute-toward-objectmodel:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.Theattitude-toward-behaviormodel
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.Theoryof-reasoned-actionmodel
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
4.
PENTINGNYA FEELING DALAM MEMAHAMI SIKAP KONSUMEN
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad
20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974)
mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine
yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling.
5.
PENGGUNAAN SIKAP UNTUK MEMPERKIRAKAN PERILAKU KONSUMEN
Sebagai konsumen, kita masing – masing mempunyai berbagai macam sikap
terhadap produksi, jasa iklan, pesanan langsung melalui surat (direct mail),
internet, dan toko ritel. Dalam konteks perilaku konsumen, pengertian mengenai
berbagai sikap yang umum akan memberi manfaat strategis yang besar. Untuk sampai
ke inti yang mendorong perilaku para konsumen, riset sikap telah digunakan
untuk mempelajari berbagai macam masalah pemasaran yang strategis. Tujuan
riset untuk mengenali sikap – sikap terakhir sebagai dasar untuk memuaskan
berbagai kebutuhan konsumen dengan lebih baik .
6. DINAMIKA
PROSES MOTIVASI
Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat
yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan
topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan
emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak
yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai
kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai
suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu
perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi
motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang
diinginkan.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan
dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun
kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku
konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya
kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan
menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu.
Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika
kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha
motivasi para konsumen.
Dinamika proses motivasi
Proses motivasi :
1. Tujuan.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan.
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3. Komunikasi efektif.
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan.
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
7. KEGUNAAN
DAN POLA STABILITAS MOTIVASI
Motivasi merupakan dorongan/tenaga pendorong pada diri individu/seseorang
untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi.Dalam
menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini
berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili
dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun
psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
8. MEMAHAMI
KEBUTUHAN KONSUMEN
Kebutuhan konsumen merupakan faktor yang dipengaruhi
oleh beberapa kriteria sbb:
1.Kebutuhan yang dimaksud adalah keinginan yang dilandasi oleh kebutuhan
yang tidak dapat dihindari antara lain:kebutuhan fisik seperti makanan,
pakaian, kenyamanan, keamanan dimana satu sama lain konsumen memiliki perbedaan
kebutuhan sosial seperti aktualisasi diri, harga diri, perhatian orang lain sangat ditentukan oleh strata sosial yang dimiliki konsumen misalnya tingkat pernghasilan, lingkungan.
Kebutuhan individual seperti pendidikan, penampilan dll.
kebutuhan sosial seperti aktualisasi diri, harga diri, perhatian orang lain sangat ditentukan oleh strata sosial yang dimiliki konsumen misalnya tingkat pernghasilan, lingkungan.
Kebutuhan individual seperti pendidikan, penampilan dll.
2. Keinginan (wants) merupakan kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan
kepribadian konsumen yang akan membentuk permintaan (demand) yang akan
memberikan kepuasan bagi konsumen bersangkutan
3. Kebutuhan psikologis. Jenis kebutuhan seperti ini dilatarbelakangi oleh
kemampuan daya beli konsumen yang melebihi tingkat kebutuhannya. Artinya
kelompok konsumen yang berpenghasilan tinggi secara psikolgis mereka ingin
tampil beda dengan konsumen lainnya. Keinginan terhadap suatu produk tidak
mempertimbangkan harga tetapi produk yang mampu mengangkat harga dari konsumen
seperti mobil, arloji, lukisan atau benda seni dan produk bermerk lainnya .
SUMBER :
BAB 7
A.KEPRIBADIAN
Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang
mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan
sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya
hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor
biologis dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah
satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep
diri aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan
konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri
orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
B. NILAI
Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
C. GAYA HIDUP
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa
yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka
pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985)
menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan
perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu
pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam
Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya
hidup global dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang
dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut.Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari
luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan
penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan
keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada
perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi
pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua
tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat
memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk
pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi
karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
d.Konsep diri
Faktor lain yang menentukan
kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan
yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen
dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi
minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena
konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena
adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise
merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap
kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu
gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan
oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok
dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu
tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar
dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola
asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung
mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun
dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki
nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem
sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.
Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise
hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh
seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi
ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam
(internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap,
pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi.
Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial,
dan kebudayaan. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya
dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer
mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada
pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas
mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin
dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan
bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial
yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol
status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah
stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
- dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
- Dalam struktur masyarakat modern,
- status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
- dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan
penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika
seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan
tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang
sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.
Jadi pada
kesimpulannya, gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan
atau mengaktualisasikan, cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan
lingkungannya melalui cara yang unik, yang menyimbolkan status dan peranan
individu bagi linkungannya. Gaya hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian
masing-masing invidu.Setiap individu berhak dan bebas memilih gaya hidup mana
yang dijalaninya, baik itu gaya hidup mewah (glamour), gaya hidup hedonis, gaya
hidup punk, gaya hidup sehat, gaya hidup sederhana, dsb.
Gaya hidup
mewah memang sudah menjadi bagian hidup manusia. Sebagai makhluk sosial,manusia
membutuhkan interaksi dengan banyak hal. Manusia memerlukan pemenuhan
kebutuhannya yang mencakup sandang,pangan, dan papan. Ketiga hal ini sangat
penting dalam kehidupan manusia. Manusia bergantung pada makanan,pakaian, dan
tempet tinggal. Kebutuhan akan ketiga hal tersebut menjadikan sebagian orang
memberlakukan gaya hidup mewah. Manusia memiliki nafsu yang berujung pada
masalah selera dan gengsi,termasuk gaya hidup mewah.
Sumber referensi:
http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-individu-dan-sikap-kerja.html
http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/
http://zonegirl.wordpress.com/2011/11/30/pengertian-korupsi-etika-bisnis-dan-hubungan-etika-bisnis-dengan-korupsi/
http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-individu-dan-sikap-kerja.html
http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/
http://zonegirl.wordpress.com/2011/11/30/pengertian-korupsi-etika-bisnis-dan-hubungan-etika-bisnis-dengan-korupsi/
BAB 8
Mempengaruhi sikap dan perilaku
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek,
orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu,
sedangkan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar.
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau
cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah
suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan
dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap
individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya.
Hubungan sikap dan perilaku pada mata pelajaran
Perilaku konsumen yang saya pelajari di smester 5 ini mungkin untuk mengetahui
bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi sikap dan perilaku, ataupun sebaliknya
sikap dan perilaku mempengaruhi perilaku konsumen.
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W.
Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu :
- Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
- Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
- Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian
sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula
penelitian telah dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya
baik sebagai variabel bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki
atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen.
Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen adalah
pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya. Pengetahuan
tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada
konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut
tersebut.
Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara
lain :
- Sikap positif, negatif, netral.
- Keyakinan sikap.
- Sikap memiliki objek.
- Konsistensi sikap.
- Resistensi sikap.
Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar
sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk dan atributnya
menurut Daniel Katz antara lain :
- Fungsi utilitarian.
- Fungsi mempertahankan ego.
- Fungsi ekspresi nilai.
- Fungsi pengetahuan.
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh
para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model
: the attittude toward-object model, the attittude toward-behavior model, dan
the theory of reasoned-action model. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen
terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap
atribut-atribut yang dievaluasi. Model ini menekankan tingkat kepentingan yang
diberikan kosumen kepada suatu atribut sebuah produk. Model sikap lainnya yang
juga sering digunakan adalah model sikap angka ideal. Model ini memberikan
informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk sekaligus
memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasa suatu produk.
Perbedaannya dengan model multi atribut adalah terletak pada pengukuran sikap
menurut konsumen.
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude) yaitu :
1. Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku
atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk
maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari
obyek tertentu.
2. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang
terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki obyek tertentu.
3. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur
sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan
Hawkins dkk, 1986). Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat
mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak
terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki
derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya.
Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu
dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi-definisi
yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk
evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan
hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi
didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
SUMBER :
BAB 9
1.
DEFINISI
BUDAYA
Schiffman-Kanuk
Budaya merupakan karakter dari seluruh masyarakat yang
di dalamnya meliputi faktor-faktor bahasa, pengetahuan, hukum, agama,
kebiasaan-kebiasaan makan, musik, seni, teknologi, pola kerja, dan lain-lainnya
yang memberikan arti bagi kelompok tertentu.
Solomon
Budaya adalah akumulasi dari makna-makna dalam
masyarakat, ritual, norma dan tradisi diantara para anggota dari satu
organisasi atau masyarakat.
Neal-Quester-Hawkins
Budaya adalah konsep yang sangat kompleks, meliputi
ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap
kemampuan dan kebiasaan dan kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh individu
atau kelompok masyarakat.
2. PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Pembelian
adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam
suatu periode. Pembelian adalah serangkainan tindakan untuk mendapatkan barang
dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual
kembali.
Konsumsi
adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barangmaupun jasa
untuk memenuhi kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
3.
KEBUDAYAAN MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting
bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku
pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat
nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga
penting lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya
yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi
para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan
akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
>>Kultur
Kultur (kebudayaan) adalah determinan yang paling
fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian
nilai (values), persepsi, preferensi, dan perilaku melalui keluarganya dan
institusi-institusi utama lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di Asia mendapat
nilai-nilai hubungan keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan, respek
terhadap orang lain terutama yang lebih tua, dan kesalehan. Contoh kasus :
Sebuah restoran cepat saji asal amerika serikat (McDonald’s tm) di Singapura
memanfaatkan kesempatan dalam karakteristik orang singapura yang “takut kalah”
atau kisau dalam terminologi lokal. McDonalds meluncurkan Kisau Burger
–sandwich ayam yang diasinkan. Mereka juga menciptakan karakter Mr. Kisau
McDonalds yang akan memberitahukan kepada anda bahwa ada 42 biji wijen pada
rotinya dan menghitungnya sehingga anda tidak akan tertipu. Konsumen tertarik
dengan burger baru tersebut karena burger tersebut dihubungkan dengan karakter
Mr.Kisau tadi.
>>Sub
Kultur
Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih
kecil yang memberikan identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para
anggotanya. Sub-kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah
geografis. Banyak sub kultur membentuk segmen pasar yang penting dan para
pemasar kerap kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka. Salah satu contohnya adalah pentingnya fengshui bagi
orang cina, khususnya mereka yang berasal dari kalangan bisnis di Hongkong,
Malaysia, dan Singapura. Mereka telah lama dikenal bergantung pada fengshui
dalam pemilihan kantornya, agar bisa memperoleh lama dan keberuntungan serta
kemakmuran. Para pembeli rumah dari etnis tionghoa ini menghindari nomor 4
karena lafal angka empat mirip dengan kata “mati” sehingga mereka kerap kali
menganggap konotasinya sama.
>>Kelas
Sosial
Sebenarnya semua masyarakat manusia menunjukan
stratifikasi sosial. Stratifikasi kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di
masyarakat India tradisional, di mana anggota dari kasta yang berbeda
dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan
kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah stratifikasi dalam bentuk kelas sosial.
Kelas sosial udalah divisi atau .Kelompok yang relatij homogen dan tetap dalam
sualu masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotnya memiliki
nilai, minat, dan perilaku yang mirip. Para ilmuwan sosial mengidentifikasi
tujuh kelas sosial di bawah ini :
Kelas sosial merniliki beberapa karakteristik.
Pertama, orang-orang dalam masing-masing kelas social cenderung untuk
berperilaku yang lebih mirip daripada orang yang berasal dari dua kelas social
yang berbeda. Kedua, orang dipersepsikan mempunyai posisi yang lebih tinggi
atau lebih rendah menurut kelas social mereka, Ketiga, kelas sosial seseorang
ditemukan oleh sejumlah variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan,
pendidikan, dan orientasi nilai, dan bukan oleh salah satu variable) tunggal
tertentu. Keempat, individu-individu dapat pindah dari satu, kelas sosial ke
kelas sosial yang lain -naik atau turun- selama hidup mereka. Tingkat mobilitas
ini bervariasi, tergantung pada rigiditas atau kekakuan stratifikasi social
dalam masyarakat tertentu.
Kelas-kelas sosial menunjukan preferensi produk dan
merek dalam bidang-bidang ter-tentu seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan
pada waktu luang, dan kendaraan. Beberapa pemasar memfokuskan usaha mereka pada
satu kelas social. Misalnya Shang Palace di Shangrila Hotel Singapura berfokus
pada pelanggan kelas atas, sedangkan kios makanan di pusat penjaja terbuka berfokus
pada pelanggan kelas menengah dan bawah. Kelas-kelas social berbeda dalam
preferensi media mereka, di mana konsumen kelas atas memilih media majalah dan
buku sedangkan konsumen kelas bawah memilih televisi. Bahkan dalam sebuah
kategori media, seperti TV, konsumen kelas atas lebih menyukai siaran berita
dan drama, sedangkan konsumen kelas bawah lebih.menyukai Opera sabun dan acara
kuis. Terdapat juga perbedaan bahasa di antara kelas-Kelas social Para pemasang
iklan harus menyusun kopi iklan (copy) dan dialog yang benar-benar sesuai
dengan kelas social yang dituju.
REFERENSI :
Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Kewirausahaan. Dr.
H Mulyadi Nitisusatro.(2012)
Langganan:
Postingan (Atom)