Kamis, 11 April 2013

KEKERASAN PADA ANAK



            Anak – anak umumnya tumbuh dengan perilaku dan pola fikir yang di terima atau di tanamkan sejak kecil oleh kedua orang tuanya . Tapi bagaimana dengan anak yang tumbuh dengan mendapat “KEKERASAN” ? . Kenyataan nya banyak anak di Indonesia yang tumbuh dengan perilaku dan sikap yang kasar . Apakah sifat yang di tunjukan oleh seorang anak adalah murni kesalahan dari anak tersebut ?
            Kasus yang banyak di temui di Negara kita saat ini adalah bagaimana seorang anak menjadi bulan-bulanan kemarahan orang tuanya , di pukuli , di siram air panas , bahkan sampai ada yang menyebabkan kematian adalah kasus yang sering kita lihat di radio telekomunikasi akhir-akhir ini . Cara kedua orang tua mendidik anaknya adalah pengaru besar terhadap pembentukan sikap , sifat , dan perilaku seorang anak .Rendahnya pendidikan di Indonesia juga bisa menjadi salah satu faktor yang memicu kekerasan pada seorang anak , orang tua dengan mutu pemndidikan yang rendah biasanya lebih mungkin melakukan kekerasan kepada anaknya karena tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara anak dan orang tua . Himpitan ekonomi yang semakin buruk juga bisa membuat orang tua melakukan hal di luar logika dan hati nurani mereka . Seorang anak yang tumbuh dengan kekerasan bukan tidak mungkin akan melakukan kekerasan juga terhadap orang di sekelilingnya . Contoh nyata yang paling mudah di temukan adalah bagaiamana seorang anak meniru ucapan kedua orang tuanya , saat orang tua berkata kasar maka anak pun bisa dengan mudah melakukan nya . Saat seorang anak berfikir bahwa kata-kata kasar di ucapkan oleh orang tua nya adalah sesuatu yang wajar dari sinilah kebiasaan buruk dalam mendidik anak akan di turunkan secara turun – menurun . Anak yang tumbuh dengan kekerasan biasanya akan sulit di terima dalam pergaulan , bisa karena sikap nya yang buruk atau sikap tempra mentalnya yang tidak bisa di countrol . Seorang anak yang pernah mendapatkan kekerasan secara fisik maupun batin bukan tidak mungkin mengalami trauma , biasanya akibat dari trauma itu sendiri bisa membuat pribadi seorang anak menjadi pendiam , tertutup atau mengasingkan diri . Anak yang pernah mendapatkan perilaku kekerasan sebaiknya di tangani oleh tenaga ahli khusus seperti psikiater atau psikolog guna mengembalikan kepercayaan diri dan kepribadian yang lebih baik . Belum ada cara yang akurat untuk menaggulangi kasus kekerasan yang terjadi di Negara ini , sosialisasi kepada masyarakat luas tentang kekekrasan dan akibatnya juga cara mendidik yang baik di harapkan bisa mengurangi angka kasus kekerasan pada seorang anak .

Rabu, 03 April 2013

pengertian penalaran evidensi dan inrefensi



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).

Penalaran di bagi menjadfi 2 yaitu :


Pengertian Penalaran Induktif 

Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 

Contoh penalaran induktif : 
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 

2. Penalaran Deduktif 

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam – Macam Penalaran Deduktif 
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 
Contoh Silogisme: 
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen 
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 
Contoh Entimen : 
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada , yang di hubung – hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu . Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang di gunakan untuk memahami sebuah atau sesuatu fenomena . Evidensi sering juga di sebut bukti empiris .

Inferensi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang di ketahui . Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia . dalam sistem pakar , proses inferensi di lakukan dalam suatu modul yang di sebut inference engine .

Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012. 
Penalaran Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012 

pengertian penalaran evidensi dan inrefensi



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).

Penalaran di bagi menjadfi 2 yaitu :


Pengertian Penalaran Induktif 

Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 

Contoh penalaran induktif : 
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 

2. Penalaran Deduktif 

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam – Macam Penalaran Deduktif 
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 
Contoh Silogisme: 
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen 
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 
Contoh Entimen : 
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada , yang di hubung – hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu . Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang di gunakan untuk memahami sebuah atau sesuatu fenomena . Evidensi sering juga di sebut bukti empiris .

Inferensi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang di ketahui . Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia . dalam sistem pakar , proses inferensi di lakukan dalam suatu modul yang di sebut inference engine .

Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012. 
Penalaran Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012 

pengertian penalaran evidensi dan inrefensi



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).

Penalaran di bagi menjadfi 2 yaitu :


Pengertian Penalaran Induktif 

Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 

Contoh penalaran induktif : 
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 

2. Penalaran Deduktif 

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam – Macam Penalaran Deduktif 
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 
Contoh Silogisme: 
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen 
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 
Contoh Entimen : 
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada , yang di hubung – hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu . Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang di gunakan untuk memahami sebuah atau sesuatu fenomena . Evidensi sering juga di sebut bukti empiris .

Inferensi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang di ketahui . Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia . dalam sistem pakar , proses inferensi di lakukan dalam suatu modul yang di sebut inference engine .

Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012. 
Penalaran Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012