Anak
– anak umumnya tumbuh dengan perilaku dan pola fikir yang di terima atau di
tanamkan sejak kecil oleh kedua orang tuanya . Tapi bagaimana dengan anak yang
tumbuh dengan mendapat “KEKERASAN” ? . Kenyataan nya banyak anak di Indonesia
yang tumbuh dengan perilaku dan sikap yang kasar . Apakah sifat yang di
tunjukan oleh seorang anak adalah murni kesalahan dari anak tersebut ?
Kasus
yang banyak di temui di Negara kita saat ini adalah bagaimana seorang anak
menjadi bulan-bulanan kemarahan orang tuanya , di pukuli , di siram air panas ,
bahkan sampai ada yang menyebabkan kematian adalah kasus yang sering kita lihat
di radio telekomunikasi akhir-akhir ini . Cara kedua orang tua mendidik anaknya
adalah pengaru besar terhadap pembentukan sikap , sifat , dan perilaku seorang
anak .Rendahnya pendidikan di Indonesia juga bisa menjadi salah satu faktor
yang memicu kekerasan pada seorang anak , orang tua dengan mutu pemndidikan
yang rendah biasanya lebih mungkin melakukan kekerasan kepada anaknya karena
tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara anak dan orang tua .
Himpitan ekonomi yang semakin buruk juga bisa membuat orang tua melakukan hal
di luar logika dan hati nurani mereka . Seorang anak yang tumbuh dengan
kekerasan bukan tidak mungkin akan melakukan kekerasan juga terhadap orang di
sekelilingnya . Contoh nyata yang paling mudah di temukan adalah bagaiamana
seorang anak meniru ucapan kedua orang tuanya , saat orang tua berkata kasar
maka anak pun bisa dengan mudah melakukan nya . Saat seorang anak berfikir
bahwa kata-kata kasar di ucapkan oleh orang tua nya adalah sesuatu yang wajar
dari sinilah kebiasaan buruk dalam mendidik anak akan di turunkan secara turun
– menurun . Anak yang tumbuh dengan kekerasan biasanya akan sulit di terima
dalam pergaulan , bisa karena sikap nya yang buruk atau sikap tempra mentalnya
yang tidak bisa di countrol . Seorang anak yang pernah mendapatkan kekerasan
secara fisik maupun batin bukan tidak mungkin mengalami trauma , biasanya
akibat dari trauma itu sendiri bisa membuat pribadi seorang anak menjadi
pendiam , tertutup atau mengasingkan diri . Anak yang pernah mendapatkan
perilaku kekerasan sebaiknya di tangani oleh tenaga ahli khusus seperti
psikiater atau psikolog guna mengembalikan kepercayaan diri dan kepribadian
yang lebih baik . Belum ada cara yang akurat untuk menaggulangi kasus kekerasan
yang terjadi di Negara ini , sosialisasi kepada masyarakat luas tentang
kekekrasan dan akibatnya juga cara mendidik yang baik di harapkan bisa mengurangi
angka kasus kekerasan pada seorang anak .