Senin, 26 November 2012

Pengaruh Situasi Konsumen


Situasi dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk atau barang. Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan pernah dilakukan oleh siapa saja terutama pada waktu berbelanja di toko-toko pengecer. Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer, supermarket, mall dan lain-lain bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada konsumen. Sengitnya tingkat persaingan di antara supermarket, toko, pengecer, mall dan lain-lain menuntut setiap penjual berusaha menawarkan berbagai rangsangan yang mampu menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Untuk itu situasi pembelian terutama lingkungan fisik seperti warna, suara, cahaya, cuaca, dan pengaturan ruang dari orang perlu diperhatikan penjual, karena adanya lingkungan fisik yang menarik diharapkan mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Begitu pula dengan ketersediaan waktu yang dimiliki konsumen, karena konsumen yang mempunyai waktu terbatas akan terbatas pula mencari dan mengolah informasi yang ada dalam toko sehingga konsumen hanya melakukan pembelian yang direncanakan saja, sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya (keterlibatan) pada produk yang akan dibeli.

FAKTOR – FAKTOR SITUASI KONSUMEN
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
a.   Melibatkan waktu dan tempat di dalam aktivitas konsumen
b.   Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian
c.   Situasi konsumen relative merupakan jangka pendek, tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.
Tahap-tahap proses pembelian
1.      Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan eksternal ataupun internal.
2.      Pencarian Informasi
Proses mencari informasi secara aktif dimana konsumen mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan mencari-cari untuk mengetahui tentang suatu barang dan jasa. Secara umum, konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi.
3.      Evaluasi Alternatif
Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang rasional.
4.      Keputusan Pembelian
Faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembalian adalah sikap orang lain (sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang), tujuan pembelian, persepsi seseorang terhadap barang dan jasa, dan faktor sosial serta budaya.
5.      Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen marasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Namun, apabila konsumen tidak puas maka ia akan mengurangi ketidakcocokkannya dengan meninggalkan atau mengembalikanproduk tersebut atau mereka mungkin akan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut menjadi bernilai tinggi.

Sumber:
http://juniorsuryadilaga.wordpress.com/2012/11/11/pengaruh-situasi-perilaku-konsumen/



Jumat, 02 November 2012

KRITERIA EVALUASI


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative – alternative pilihan , Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk , misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria , keselamatan , kenyamanan , harga , merek , negara asal ( country of origin ) dan juga spek hedonik seperti gengsi , kebahagian , kesenangan dan sebagainya .

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :

1.Harga
Harga menentukan pemilihan alternative.Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas . Olehg karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian . nampaknya merek merupakan
Pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi sangat baik dapat mengurangi resika kesalahan dalam pembelian.

3.Negara Asal
Negara asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk.Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari jepang . Sementara untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan swiss merupakan produk yang handal tak teragukan .

4. Saliensi ( Atribut yang mencolok )
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda . Pada suatu produk mungkin seorang  konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting , tetapi tidak untuk produk yang lain . Atribut yang mencolok ( salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi di sebut sebagai atribut determinan.

Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah